Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Warnai Ramadhan di Jambi dengan Tradisi Ambengan

Ramadhan Di Jambi: Indahnya Tradisi Ambengan
Menu Ambengan
Jambipos Online, Tungkal-Ambengan awalnya adalah tradisi masyarakat Jawa yang berupa kegiatan kumpul warga sekampung, se-dusun, se-RT, se-RW dan kelompok wilayah kecil lainnya.

Ambengan memiliki makna makan bersama masyarakat sebgai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan.

Ambeng terdiri atas nasi di dalam baskom, lauk satu jenis, dan alas makan berupa tiga lembar daun pisang, yang dibungkus dan ikat menggunakan kain persegi. Ambengan adalah hidangan dalam ritual-ritual keagamaan Islam di Bram Itam, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Tak hanya etnis Jawa, etnis Banjar dan Bugis di Bram Itam juga melaksanakan tradisi ini.

Di bulan Ramadan 1437 H  , ambengan dilaksanakan pada malam pertama yang disebut megeng, malam ke-15, 17, serta malam-malam ganjil pada 10 malam terakhir. Setelah salat Isya dan Tarawih, dilanjutkan pujian untuk Nabi (menggunakan bahasa Jawa), tahlilan, dan ditutup dengan makan ambeng.

Pada bulan lain, ambengan dilaksanakan setelah salat Idul Fitri dan Idul Adha. Jadi kalau salat Ied di Bram Itam, paling cepat pukul 10 siang baru selesai, karena ada tahlilan dan ambengan setelah salat dan khotbah. Perayaan Maulid Nabi dan Isra Mikraj minimal dengan ambengan. 

Dulu, sewaktu penghormatan terhadap parit dan sungai begitu besar karena perannya menyuburkan tanaman kelapa warga (dulu kelapa adalah komoditas terpenting kebun warga), setiap tahun diadakan selamatan dengan membaca doa selamat dan ambengan di muara sungai atau parit.

Dari ambengan sebetulnya bisa diukur tingkat kesejahteraan dan ekonomi warga. Idul Fitri tahun lalu, misalnya, banyak ambengan hanya berlauk telur dan ikan hasil pancingan. Dulu-dulu, lauknya daging sapi atau minimal ayam. Malam pertama Ramadan kemarin, ambeng yang kami buka berlauk ikan sarden. 

Dua ambeng sebelahnya isinya telur rebus berkuah. Sensus Ekonomi bisa jadi tak mengungkap lebih banyak kondisi riil ekonomi warga di sini. Datang saja pencacah ke ambengan dan lihatlah makanan terpenting dalam ritual tinggal telur!
Menu Ambengan
Oya, kecuali pas selamatan parit atau sungai, ambengan-ambengan dilaksanakan di masjid atau surau. Tempatnya ya di ruang salat. Maka kalau di tempat lain ada larangan makan di masjid, itu tidak berlaku di sini. (Penulis MH. Abid)



Sumber: www.imcnews.id

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar