Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Penanganan Banjir Jambi Belum Maksimal

MENANGKUL IKAN: Tingginya debit Sungai Batanghari dimanfaatkan warga untuk menangkul ikan lambak, Jumat (19/2/2016) di anak sungai di Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. Satu hari warga bisa mendapat 10kg dengan harga jual Rp 20.00/kg. Foto Asenk Lee Saragih.
[JAMBIPOS ONLINE]-JAMBI- Banjir yang melanda dua wilayah kota dan lima kabupaten di Provinsi Jambi satu bulan terakhir belum mendapatkan penanganan yang maksimal. Ribuan warga yang menjadi korban banjir belum mendapatkan bantuan yang memadai.

Kemudian ratusan rumah warga, ratusan hektare sawah dan puluhan fasilitas umum yang rusak akibat banjir belum diperbaiki. Lambannya penanganan bencana banjir di daerah tersebut dipengaruhi belum adanya Gubernur Jambi definitif.

Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar pada hari pertama kerja di Jambi, Senin (15/2) menjelaskan, dampak banjir yang melanda Jambi cukup luas. Masalahnya banjir yang melanda dua kota dan lima kabupaten di Jambi terjadi sudah satu bulan.

Masalah banjir belum mendapatkan penanganan maksimal karena Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi, Zumi Zola – Fachrori Umar baru dilantik di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/2).

“Karena itu prioritas kerja kami setelah dilantik menangani bencana banjir, terutama membantu para korban banjir dan memperbaiki rumah warga, sawah, fasilitas umum dan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Setelah serah terima jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi di Jambi, Selasa (16/2), kami akan turun ke daerah kabupaten dan kota memantau dampak banjir sekaligus memberikan bantuan,”katanya.

Menurut Fachrori Umar, pihaknya segera memanggil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi dan dinas instansi terkait untuk mengetahui gambaran lengkap dan data akurat mengenai bencana banjir di Jambi. Setelah pertemuan tersebut, penanganan bencana banjir akan dilakukan lebih baik agar para korban banjir dapat kembali melakukan kegiatan mereka sehari-hari.

“Kami juga akan segera mengusahakan bantuan dari pemerintah pusat untuk mengatasi masalah petani yang mengalami kerugian akibat sawah mereka puso dilanda banjir. Bantuan tersebut terutama bantuan benih padi dan modal usaha tani,”katanya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar mengatakan, banjir yang melanda dua kota dan lima kabupaten di Jambi sejak akhir Januari hingga pertengahan Februari ini menyebabkan 1.211 unit rumah warga terendam.

Banjir yang merusak jembatan dan jalan puluhan desa dalam wilayah 12 kecamatan, lima kabupaten menyebabkan sekitar 300 kepala keluarga (KK) terisolir. Banjir juga menyebabkan sekitar 200 hektare tanaman padi petani puso.

Tanaman padi yang puso akibat banjir paling banyakdi Kabupaten Sarolangn dan Merangin. Kerugian akibat banjir di daerah itu mencapai Rp 100 miliar.

“Bantuan yang diterima korban banjir di Jambi belum mencukupi. Jumlah bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk korban banjir di Jambi baru Rp 250 juta. Bantuan tersebut hanya untuk korban banjir di Kabupaten Merangin. Sedangkan korban banjir di kabupaten lain belum mendapatkan bantuan,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, Amrin Aziz mengatakan, para petani yang mengalami kerugian akibat banjir di Jambi bisa mendapatkan bantuan sekitar Rp 6,5 juta. Petani bisa mendapatkan bantuan tersebut setelah melaporkan luas tanaman padi yang rusak kepada dinas pertainan kabupaten.

“Laporan terebut nanti disampaikan ke dinas pertanian provinsi.  Dinas pertanian provinsi selanjutnya melakukan pengecekan laporan petani terebut. Setelah laporan tersebut diverifikasi atau dicek, maka bantuan kepada petani segera disalurkan,”katanya.(Suarapembaruan)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar