Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Ramadhan dan Pesantren Kilat

Foto Bastian -Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Andalas, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(LMJ) Sastra Minangkabau

Oleh: Bastian 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan ridho dari Allah SWT. Di bulan suci ramadhan banyak orang berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan supaya dekat dengan Allah SWT. Pada siang hari di bulan ramadhan umat islam senantiasa berpuasa yang mana berpuasa tersebut bertujuan untuk menahan hawa dan nafsu baik itu secara lahiriah maupun bathin.

Pada malam hari umat muslim juga melakukan ibadah sholat yaitu sholat tarawih. Sholat tarawih biasanya dimulai pada setelah shalat isya pada mesjid atau mushola di suatu daerah.

Pesantren kilat adalah suatu kegiatan yang dilakukan ketika bulan puasa, agenda tersebut berisi tentang pemahaman agama. Dimulai dari tingkat SD sampai SMA. Pesantren kilat tentu memiliki tujuan agar peserta dari pesantren kilat dapat mengetahui dan memahami ajaran Islam  dengan baik dan juga mampu menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari. 

Pesantren kilat biasanya diadakan pada awal-awal bulan puasa seperti saat ini. Karena pada saat awal puasa, anak sekolah masih dalam libur untuk melaksanakan sekolah dan juga program pesantren kilat merupakan program yang biasanya diwajibkan diikuti oleh anak-anak sekolah. 

Salah satu alasan sekolah mewajibkan pesantren kilat adalah dengan menagih sertifikat dari pesantren kilat itu sendiri. Menurut penulis ada dua macam pelaksanaan pesantren kilat itu. Pelaksanaan yang pertama adalah pelaksanaan pesantren kilat di sekolah, hal ini yang sering penulis ikuti di sekolah-sekolah ketika masih SD sampai SMA. 

Kegiatan-kegiatan tersebut di isi dengan kegiatan agama dan peserta yang hadir dalam pesantren kilat di sekolah adalah anak-anak sekolah dari sekolah itu saja. Sedangkan guru yang mengajar untuk pesantren kilat itu sendiri adalah guru agama di sekolah tersebut. 

Pelaksanaan yang kedua adalah pesantren kilat yang diadakan di mesjid. Pelaksanaan ini yang lebih umum dan boleh dilaksanakan peserta dari berbagai sekolah. Tidak seperti di sekolah peserta, guru yang mengajar dan memberikan materi di pesantren kilat di mesjid-mesjid ini berasal dari ustadz maupun ustadzah dan juga guru agama. 

Lebih banyak variasi guru yang dihadirkan ketika pesantren kilat yang diadakan di mesjid dengan jumlah peserta yang lebih banyak juga. Peserta tentu akan lebih variatif juga karena mulai dari tingkat kenakalan dan juga sampai tingkat keberhasilan dari pesantren ramadhan itu sendiri. Berbeda dengan di sekolah lebih bisa di atur karena satu sekolah dan guru biasanya lebih mengetahui tentang karakter siswa. 

Tentu dari kedua jenis pesantren kilat saat ramadhan ini tentu ada sisi positif dan negatifnya. Tetapi dari hal tersebut tujuan pesantren kilat adalah untuk memberikan pemahaman dan juga ajaran agama tepat di bulan yang penuh berkah seperti Ramadan. 

Tetapi ada satu hal yang menurut penulis yang menjadi keganjalan tentang pelaksanaan pesantren di sekolah. Penulis pernah merasakan itu sendiri saat masih sekolah, karena sepengetahuan penulis selalu ada dana dan sokongan pemerintah untuk pesantren ramadhan ini. Ketika dilaksanakan di sekolah tentu dana tersebut akan mengalir ke sekolah. Tetapi ketika dilaksanakan di mesjid dana tersebut bisa di alokasikan ke mesjid dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Penulis bukan berniat untuk menyudutkan pihak sekolah, tetapi ada tidaknya pesantren kilat tersebut sekolah tersebut akan tetap dilaksanakan baik itu ramadhan ataupun tidak. 

Tetapi hal ini yang menjadi permasalahan karena kapan lagi kita setidaknya berbagi kepada masyarakat ataupun mesjid yang butuh sokongan dana untuk kegiatan tersebut. Karena apabila dilaksanakan di sebuah mesjid tentu masyarakat tempat domisili masjid tersebut akan bahu-membahu untuk menyukseskan pesantren tersebut. 

Hal ini yang perlu untuk ke depan diperhatikan oleh pemerintah. Bukan penulis menyudutkan satu sekolah tetapi penulis boleh mengatakan bahwa setiap pesantren yang dilaksanakan di sekolah tidak berjalan dengan efektif karena banyak siswa yang kabur-kaburan tidak mengikuti pesantren kilat tersebut. 

Siswa tersebut kabur-kaburan karena mereka tidak percaya dengan ancaman sertifikat pesantren apabila dilaksanakan di sekolah. Karena menurut mereka itu hanya sekedar ancaman, bukan untuk ditindaklanjuti. 

Ancaman berupa tidak naik kelas misalnya tentu siswa tersebut  akan berpikir bahwa dengan tidak ikut pesantren ramadhan kita akan tinggal kelas. Tentu ancaman seperti ini akan tidak logis di mata siswa. Penulis pernah membandingkan bahwa pesantren di luar sekolah lebih efektif dibandingkan dengan program pesantren di dalam sekolah. Karena disamping hal diatas sosialiasi juga bisa terjalin dengan sekolah-sekolah lain yang ada dalam susunan program pemerintah. 

Untuk itu ramadhan adalah bulan kebaikan, karena itu kita perlu juga sebagai sekolah-sekolah yang berbaik hati untuk mempertimbangkan kesuksesan acara pesantren kilat program pemerintah tersebut. Jangan pernah juga dengan gara-gara uang yang sedikit ilmu tidak mengalir. 

Untuk itu penulis berpesan kepada pemerintah daerah khsususnya tempat domisili penulis selalu memperhatikan program-program seperti pesantren kilat ini. Karena untuk apa kita mengeluarkan dana yang banyak sedangkan peserta yang mengikuti pesantren ini sendiri tidak banyak. Semoga menjadi pembelajaran di masa depan. (JP-Penulis Adalah Bastian Lahir Di Lubuak laweh Kampuang Apa, Kecamatan Patamuan,Kabupaten Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Andalas, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(LMJ) Sastra Minangkabau).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar