Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Komjen Safruddin: Keamanan Asian Games Disiapkan Total

Wakapolri yang juga Ketua Kontingen Asian Games Indonesia 2018 (Chef de Mission) Komjen Pol. Syafruddin Memantau Latihan Tim Polo Air Indonesia di Aquatic Center GBK, 1 Juni 2018. (Adi Prasetya/BeritaSatu.com) ( Foto: BeritaSatu.com / Adi Prasetya )

Bagaimana persiapan Asian Games secara menyeluruh?

Apa motivasi Komjen Safruddin sebagai Ketua Kontingen Asian Games kali ini?

Jambipos Online-Perhelatan Asian Games 2018 sudah dekat, Agustus mendatang. Panitia Pelaksana Asian Games 2018 menyiapkan penjualan tiket untuk para penonton mulai akhir Juni ini.

Lalu bagaimana persiapan atlet-atlet kita dalam mengikuti pesta olahraga ini? Puncak prestasi atlet Indonesia hanya pernah terjadi pada 1962, yaitu berada pada rangking 2 setelah Jepang. Saat itu Indonesia menjadi tuan rumah. Setelah itu, prestasi terus melorot, terakhir pada Asian Games 2014 di Korea Selatan menempati urutan ke 15.

Untuk mengetahui persiapan atlet-atlet Indonesia dalam meraih prestasi, maka Nurlis E Meuko dan Adi Prasetya dari BeritaSatu.com mewawancarai secara khusus Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin. Ia adalah Wakil Kepala Polri yang ditunjuk sebagai Ketua Kontingen Asian Games 2018.

Pada wawancara ini, ia menjelaskan berbagai hal tentang persiapan atlet, dan juga menyangkut soal keamanan selama penyelenggaraan Asian Games ini. Berikut petikannya:

Sejauhmana persiapan Asaan Games 2018?

Atlet dan kontingen Indonesia sudah siap 100 persen. Sekitar 70 persen mereka sedang try out di luar negeri. Nanti awal Juli sudah masuk base camp semua. Saya mendapatkan informasi dari mana-mana, saya update terus perkembangan mereka.

Target paling tinggi untuk kontingen Indonesia, apakah mampu menjadi juara umum?

Dari masukan-masukan masyarakat Indonesia, kita targetkan masuk 10 besar. Karena kita tuan rumah, kita memberikan target untuk lebih meningkat lagi. Saya sendiri berharap tidak hanya di 10 besar saja.

Sebab itu, saya tidak terpengaruh dengan cabang-cabang unggulan yang terekspos. Tapi saya memberi motivasi untuk seluruhnya 46 cabang yang ikut di 462 event itu, supaya tidak ada yang merasa dianaktirikan.

Pada olahraga, tidak ada kata pasti seperti hitungan matematik. Kita kenal adalah underdog yang selalu membuat kejutan. Kejutan inilah yang kita harapkan. Karena itu saya selalu optimis akan ada kejutan dari cabang olahraga yang tak pernah disebutkan selama ini.

Cabang apa saja yang ada kejutan?
Prediksi saya antara lain silat akan ada kejutan, umumnya di beladiri. Saya punya feeling, berdasarkan pengalaman 15 tahun membina olahraga, umumnya itu ada di beladiri.

Begitu juga dengan badminton. Biasanya kalau menjadi tuan rumah akan lebih progresif. Cabang olah raga ini termasuk diharapkan juga mendapatkan emas.

Tapi tidak menutup kemungkinan cabang yang lain, seperti renang. Mereka kan menguasai lapangan, mereka sudah menyatu dengan situasi dan kondisi.

Bagaimana dengan sepakbola?
Walaupun tidak diperhitungkan, saya juga yakin akan membuat kejutan. Kali ini sepak bola, paling banyak kontingennya, 36 negara.

Apakah pemerintah menyiapkan bonus untuk atlet berprestasi?
Sudah, seperti perumahan dan masa depan, dapat menjadi pegawai negeri, TNI, dan Polri. Dan tentu juga masyarakat Indonesia yang lain akan memberi motivasi.

Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan besar dan BUMN?
Mereka sudah memberikan warning, tetapi belum ada anu… tapi saya yakinlah itu sebab sebagai sebuah kebanggan kita bersama. Sedangkan BUMN memang sudah bersatu padulah dengan pemerintah.

Berkaca dari masa lalu, nasib atlet Indonesia yang merisaukan?
Memang itu yang menjadi kendala, kita harapkan ke depan tidak ada lagi atlet-atlet kita yang keteteran. Pemerintah sekarang memberikan peluang bagi atlet-atlet kita bisa menjadi PNS, Polri juga begitu, demikian pula TNI.

Kita harus memahaminya, mereka meraih prestasi dengan bekerja keras. Tidak ada kesempatan lain, tidak ada dunia lain yang mereka geluti. Oleh karena itu negara akan memberikan peluang, itu komitmen pemerintah.

    “    Sudah diputuskan oleh Menpora, angkanya Rp1,5 miliar untuk medali emas.    ”

Apakah ada angka yang pasti untuk bonus-bonus itu?
Sudah diputuskan oleh Menpora, angkanya Rp1,5 miliar untuk medali emas.

Menyinggung soal keamanan, apakah ada masukan dari negara-negara peserta?
Awalnya, ketika baru-baru terjadi tiga kasus (terorisme), ada sedikit pertanyaan, tapi bukan travel warning. Tetapi setelah aparat keamanan bisa selesaikan secepatnya kasus itu, maka sekarang sudah pulih kembali.

Informasi terakhir, tidak ada satupun negara yang berkurang dalam pesta olahraga ini. Tidak ada yang mengurungkan, dan sudah registrasi semuanya.


Bagaimana jaminan keamanan yang disiapkan?
Melalui nota diplomatic sudah kita sampaikan, bahwa Indonesia sangat siap untuk penyelenggaraan kegiatan ini. Tidak perlu khawatir. Soal keamanan aparat kita bisa mengatasinya. Kita sudah sampaikan ke seluruh dunia.

Kita turunkan sekitar 200 ribu personel di empat polda, dan cadangannya 22 ribu di Jakarta, juga dari TNI menyiapkan 50 ribu. Semua ontingen kita kawal dengan aparat keamanan.

Seluruhnya kita kawal, supportingnya juga kita kawal. Hadir sekitar 150 ribu orang, kita kawal semuanya, kita amankan semuanya. Mulai dari tempat menginap, perjalananya, pertandingannya, dan sampai kembali lagi, semuanya kita kawal.

Apakah Asian Games sekadar pesta olahraga saja, atau ada motivasi lain?

Kita harus lihat sejarah. Bahwa Indonesia bisa cepat dikenal dan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia ini karena tiga momentum. Ketika kita merdeka, pertama sekali adalah memproklamirkan kemerdekaan pada 1945, dan seluruh dunia tahu bahwa Indonesia merdeka dengan penuh perjuangan.

Lalu yang kedua penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kita kenal dengan negara-negara non-blok, dan itu benar-benar membuka mata dunia bahwa Indonesia bisa tampil memelopori kesetaraan antar bangsa-bangsa di dunia.

Kemudian yang ketiga adalah Asean Games ke 4 tahun 1962, itu langkah yang sangat berani. Indonesia menjadi tuan rumah. Mempersembahkan prestasi yang besar, penyelenggaraan yang cukup bagus, kontingen yang sangat banyak, dan Indonesia menjadi juara dua setelah Jepang.


Apa yang bisa dilihat dari penyelenggaraan Asian Games ini?

Itulah momentum sebagai titik awal bangsa Indonesia bisa disegani. Karena itu saya menggaungkannya sebagai sebuah sejarah, menjadi titik balik Asian Games yang sekarang kembali ke Indonesia, kembali menjadi kebangkitan baru bagi bangsa Indonesia kembali disegani oleh bangsa lain.

Ini bukan hanya soal prestasi, penyelanggaraan juga akan menjadi momentum yang kita kenal sekarang sebagai “spirit of Asian Games”. Perhatian dunia akan ke sini, paling tidak 2/3 penduduk dunia akan melihat ke sini, sebab pesertanya adalah 2/3 dari negara yang ada di dunia ini. Karena itu, seluruh anak bangsa menjadikan Asian Games sebagai era kebangkitan di era modern sekarang ini.

Apakah ada diiringi dengan semacam penyadaran kepada publik dalam menyambut peserta Asian Games?

Indonesia yang dikenal sebagai adat ketimuran, tidak perlu diragukan lagi soal itu, dan kita ini paling diakui dalam semua moment-moment internasional yang diselenggarakan di Indonesia.

Kita bahkan dinilai berlebihan dalam pelayanan. Kita menjemput mereka sejak keluar dari mulut pesawat, memberikan kenyamanan secara menyeluruh, kita akan kawal kelancaran dan keamanannya.

Apakah Asian Games ini memberi efek ekonomi?
Insha Allah, saya yakin betul. Saya katakan tadi, 2/3 penduduk dunia akan melihat Indonesia, di sanalah ketertarikannya kepada Indonesia akan muncul lagi, tentu melalui media.

Ada yang mengaitkan momentum ini dengan politik, bagaimana Anda melihatnya?

Kita berfikir positiflah. Karena ini olah raga, ya kita fokusnya ke olahrga sajalah. Saya sudah keliling seluruh Indonesia, sudah sampaikan pesan-pesan soal Asian Games, semua mensupport, saya berjumpa dengan ulama-ulama dan mereka memberikan doa.


Presiden sangat antusias, ikut mempromosikan dan mengharapkan masyarakat menjadi promotor?

Sekarang sudah cukup marak, rating Asean Games sudah naik sangat tinggi. Sudah menjadi demam Asean Games. Penduduk Indonesia antusias menyambutnya.

Bagi Anda apa makna Asian Games ini?

Ini sebuah amanah. Kalau menerima amanah saya jalankan dengan ikhlas, dan menyelesaikannya dengan tuntas. Saya tidak mau menyia-nyiakan pekerjaan. Saya tidak mempunyai tendensius apa-apa dalam menerima tugas.

Saya adalah bagian dari atlet. Saya menempatkan diri saya sebagai atlet. Kita berada pada satu kepentingan yaitu mencapai prestasi. Olahraga itu sebuah ketulusan dan keikhlasan. Tidak hanya menyehatkan raga tetapi juga jiwa. Jangan berfikir soal menang atau kalah, olahraga adalah sebuah keindahan.(JP)


Sumber: BeritaSatu.com 

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar