Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Ketika Siswa Ini Memohon Guru Agama Kristen Kepada Zumi Zola

Pemerintah Diskriminasi Pendidikan 

Penampilan Paduan Suara siswa – siswi Kelas XII SMAN 6 Kota Jambi pada perayaan Natal 6 Kota Jambi di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Moria, Kotabaru, Kota Jambi, Desember lalu. Dok Jampos

Jambipos Online, Jambi-“ Pak Gubernur Ganteng Tolong Carikan Kami Guru Agama”. Demikianlah sebuah kalimat permohonan saat Pelajar XI IPA 1 SMAN 1 Kota Jambi Veren Priscila dan beberapa temanya, meminta kepada Departeman Agama dan Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifili untuk segera mencarikan guru agama Kristen. 

“Pak gubernur yang ganteng selangit, tolong dengarkan dan perhatikan kita yang minoritas. Kita sudah tiga tahun belum punya guru agama Kristen," kata Veren seperti dilansir Jamberita.com

Hal itu terungkap saat ratusan pelajar kelas X XII dan XII SMA 1 Kota Jambi mogok belajar dan menggelar aksi demo di halaman sekolah SMAN 1 Kota Jambi Senin (21/8/2017). 

Sebelumnya mereka mengaku, dengan niat belajar mereka berinisiatif meminta tenaga pendidik dari luar dan rela menyumbang kas untuk membalas jasa dan transportasi yang mereka rekomendasi tersebut. “Namun sayang, guru Agama Kristen yang kita rekomendasi itu ditolak, oleh Deperteman Agama, karena alasan belum ada SK,” ujar Veren. 

Tak Ada Guru Agama Kristen Menyikapi harapan Veren Priscila, hanya sekelumit dari kondisi guru agama Kristen di Jambi. Bahkan pendidikan agama Kristen di sekolah–sekolah negeri di Kota Jambi hingga kini masih cenderung terabaikan. 

Terabaikannya pendidikan agama Kristen kepada siswa Kristen di sekolah-sekolah negeri di Kota Jambi tidak hanya terjadi di sekolah dasar (SD) tetapi juga di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). 

Banyaknya siswa Kristen yang tidak mendapatkan pelajaran agama Kristen di sekolah–sekolah negeri di Provinsi Jambi disebabkan tidak adanya guru agama Kristen. 

Siswa Kristen sekolah negeri di Provinsi Jambi terpaksa mendapatkan nilai agama Kristen dari pihak Gereja. Sedangkan sekolah–sekolah negeri di Kota Jambi yang mengadakan pendidikan agama Kristen terpaksa mendatangkan guru agama Kristen berstatus tenaga sukarela, tanpa adanya honor dari pemerintah setempat. 

Seorang Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Kota Jambi, R Hutapea kepada Jambipos Online mengatakan, minimnya guru Kristen menjadi permasalahan serius yang dihadapi sekolah – sekolah negeri di kota itu, termasuk SMAN 6 Kota Jambi. Masalahnya, jumlah siswa Kristen di sekolah–sekolah negeri di kota itu cenderung meningkat setiap tahun. Sedangkan guru agama Kristen di sekolah – sekolah negeri di kota itu tidak pernah diangkat pemerintah setempat. 

“Jumlah siswa Kristen di SMAN 6 Kota Jambi saat ini sebanyak 85 orang. Sedangkan guru agama Kristen di sekolah kami hanya dua orang. Kedua guru agama Kristen tersebut pun berstatus tenaga sukarela, bukan guru honor. Mereka mengajar tanpa dibayar pihak sekolah dan pemerintah. Mereka hanya mendapatkan upah dari persembahan para siswa. Persembahan siswa Kristen di sekolah kami hanya Rp 10.000/orang/bulan. Jadi penghasilan guru agama Kristen di SMAN 6 Kota Jambi hanya Rp 250.000/orang/bulan,”katanya. 

Sulitnya pengajaran agama Kristen di sekolah negeri di Kota Jambi juga terjadi di SMP Negeri (SMPN) 14, Kotabaru Kota Jambi, SMAN 6 Kota jambi, SMAN 1 Kota Jambi. Guru Kristen SMPN 14 Kota Jambi, W Sihombing mengatakan, sekolah tersebut hanya memiliki dua guru agama Kristen dengan status sukarela. Sedangkan siswa Kristen di sekolah tersebut sebanyak 50 orang. 

“Guna membiayai guru tersebut, para siswa dipungut uang pelajaran agama Kristen sebesar Rp 20.000/orang/bulan. Uang pelajaran agama dari siswa yang mencapai Rp 1 juta/bulan diberikan kepada dua orang guru agama Kristen. Masing – masing guru mendapat uang lelah Rp 500.000/bulan. Honor guru agama Kristen tersebut dari pemerintah tidak ada,”katanya. 

Menurut W Sihombing, kesulitan guru agama Kristen di sekolah – sekolah negeri di Kota Jambi masih kurang mendapatkan perhatian Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Jambi dan Persekutuan Gereja – gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Provinsi Jambi. 

Hingga kini belum ada upaya konkrit instansi terkait tersebut untuk mengetasi kesulitan guru agama Kristen serta pengadaan honor guru – guru agama Kristen di kota tersebut. 

“Kami guru–guru Kristen di sekolah negeri di Jambi masih terus berupaya melakukan koordinasi dengan pihak Bimas Kristen Kanwil Agama Provinsi Jambi dan PGI Wilayah Jambi untuk mengatasi kekurangan guru dan kesulitan pengadaan honor guru agama Kristen di Jambi. Kami berharap pemerintah pusat (Kementerian Pendidian dan Kementerian Agama) juga memperhatikan keulitan guru agama Kristen di Jambi ini,”katanya. 

R Hutapea dan W Sihombing meminta agar Anggota DPRD Provinsi Jambi dan Kota Jambi yang Nasrani diantaranya Timbul Silaban, Yenny Sinaga, Maria Magdalena Tampubolon, Efron Purba, Paul Marisi Nainggolan agar bisa memperjuangankan Guru Agama Kristen di sekolah Negeri di Jambi. 

PGIW Rekrut 10 Guru

Sementara siswa Kristen di sekolah - sekolah negeri di Provinsi Jambi masih mengalami kendala dalam merekrut guru agama Kristen. Kondisi tersebut membuat pembinaan agama Kristen bagi siswa Kristen di sekolah - sekolah tersebut terabaikan. Para siswa di sekolah negeri di daerah itu terpaksa meminta nilai kepada gereja setempat. 

“Pengadaan guru agama Kristen di sekolah - sekolah negeri di Jambi, khususnya di daerah kabupaten sangat sulit, karena guru agama Kristen tidak ada. Guru agama Kristen hanya ada di Kota Jambi. Itu pun jumlahnya terbatas. Para guru agama Kristen hanya berstatus sukarela, bukan guru honorer. Mereka tidak dibayar. Honornya hanya diperoleh dari iuran siswa,” kata Kepala Peminaan Masyarakat (Pembimas) Kristen Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemag) Provinsi Jambi, Enner Gultom pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja - gereja di Indonesia (PGIW) Provinsi Jambi, di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Kotabaru Jambi, belum lama ini. 

Menurut Enneri, perekrutan guru agama Kristen semakin sulit karena tidak ada jaminan honor dan kejelasan status dari pemerintah setempat. Kanwil Kemag Provinsi Jambi sudah beberapa kali mengadakan prekrutan dan pembinaan guru agama Kristen, namun kurang direspons. kolah dengan status guru sukarela. 

“Kami mengharapkan agar PGIW Jambi berusaha mengatasi krisis guru agama Kristen di Jambi, baik di sekolah negeri perkotaan maupun kabupaten. PGIW Jambi perlu merekrut calon guru-guru agama Kristen dan mengusulkan nama-namanya kepada Pemerintah Provinsi Jambi, agar mereka dapat ditetapkan menjadi guru honorer dengan gaji tetap setiap bulan,” katanya. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PGIW Jambi, Pdt Tampak Hutagaol MTh mengatakan, sidang MPL PGIW Jambi, yang diikuti 50 pendeta dan pimpinan gereja di Jambi mulai tahun ini akan mengadakan perekrutan guru agama Kristen untuk sekolah - sekolah negeri. 

Jumlah guru yang akan direkrut sebanyak 10 orang. Bantuan biaya transportasi yang disediakan PGIW Jambi untuk para guru agama Kristen tersebut selama satu tahun sebesar Rp 10 juta. 

“Bantuan yang bisa diberikan PGIW Jambi untuk guru - guru agama Kristen tersebut hanya bantuan transportasi. Sedangkan honor mereka kita harapkan diperoleh dari pemerintah. Kami akan perjuangkan perekrutan guru-guru agama Kristen ini tahun ini,” katanya. (JP-Asenk Lee)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar