Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Titik Api Mulai Muncul, Jambi Tingkatkan Kewaspadaan Kebakaran Hutan

Bencana Kabut Asap di Kota Jambi September 2015 lalu.Dok
Jambipos Online, Jambi- Provinsi Jambi meningkatkan kewaspadaan kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) menyusul munculnya beberapa hot spot (titik api) di provinsi itu sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sulthan Thaha Jambi melalui Satelit Terra Aqua, hot spot di Jambi muncul di dua lokasi. Hot spot tersebut terdapat di wilayah Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari dan Kecamatan Ungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 

 Prakirawan BMKG Provinsi Jambi, Kurnia Ningsih di Jambi, Selasa (25/4) menjelaskan, hot spot yang muncul di Jambi Minggu (23/4) tersebut diduga terjadi akibat pembakaran lahan. Pembakaran lahan terjadi karena hujan yang tidak turun beberapa hari di daerah itu. Namun hot spot tersebut padam setelah hujan turun, Minggu malam. 

“Mengantisipasi munculnya kembali hot spot di Jambi, kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu ditingkatkan. Pencegahan secara dini kebakaran hutan dan lahan di Jambi perlu dilakukan karena Jambi diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Mei mendatang,” ujarnya. 

 Sementara itu Gubernur Jambi, Zumi Zola meminta seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan hutan tanaman industri (HTI) di provinsi itu meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Pasukan pemadam karhutla seluruh perusahaan sawit dan HTI di Jambi harus segera disiagakan untuk mencegah lebih dini karhutla. 

“Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Gefisika (BMKG), musim kemarau tahun ini lebih lama hampir sama dengan tahun 2015. Musim kemarau sudah mulai terjadi akhir April ini. Karena itu kebakaran hutan dan lahan di Jambi harus diantisipasi lebih dini mencegah terjadinya bencana asap dan karhutla seperti tahun 2015. Sebagai garda terdepan yang lebih dekat dengan kawasan hutan, perusahaan sawit dan HTI di Jambi sudah harus siaga karhutla,”katanya. 

 Menurut Zum Zola, pihaknya sudah mengumpulkan pihak manajemen perusahaan sawit dan HTI di Jambi untuk mengantisipasi karhutlah. Setiap perusahaan diminta sudah menyiapkan personil dan peralatan memantau dan mengendalikan karhutla di sekitar perusahaan masing-masing. 

 "Perusahaan yang mengabaikan pencegahan dan penanggulangan karhutlah akan ditindak tegas karena Jambi sudah memiliki Peraturan Gubernur (Pergub) dan Peraturan Daerah (Perda) tentang pencegahan dan pengendalian karhutlah,"katanya. 

Dijelaskan, selain pihak perusahaan sawit dan HTI, pemerintah kabupaten, dinas kehutanan dan jajaran TNI/Polri di Jambi juga diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap karhutlah menghadapi musim kemarau panjang tahun ini. Kemudian para petani di Jambi juga diminta tidak melakukan pembakaran untuk membuka maupun membersihkan lahan. “Kemarau di Jambi sudah mulai terjadi akhir April ini. 

Karena itu seluruh personil pasukan pemadaman karhutlah di seluruh perusahaan sawit, HTI dan jajaran instansi terkait harus waspada. Perusahaan-perusahaan juga harus siap dengan peralatan-peralatan sebagai kelengkapan antisipasi karhutla,” katanya. 

Zumi Zola mengharapkan bencana asap dan karhutlah di Jambi tahun ini tidak terjadi seperti tahun 2015. Bencana karhutlah di Jambi dua tahun lalu menyebabkan 130.000 hektare (ha) hutan dan lahan terbakar. Jumlah titik api (hot spots) di daerah itu tahun 2015 mencapai 1.654 titik, sehingga daerah itu juga dilanda bencana asap. Sedangkan kerugian akibat bencana karhutlah di Jambi tahun 2015 mencapai Rp 12 triliun. 

Sementara, Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Badan Restorasi Gambut (BRG), Didy Wurjanto mengatakan, BRG akan terus meningkatkan upaya penceagahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, baik secara rencana besar, maupun secara teknis. 

Koordinasi mengenai pencegahan karhutla di Jambi terus dilakukan karena Jambi termasuk salah satu daerah paling rawan karhutlah di Sumatera. (SP)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar