Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Widget HTML

 


Jangan Anak Tirikan Sungaibahar


Kondisi Jalan di Sungaibahar. Foto Berbagai Sumber FB/Jambipos


Kondisi Jalan di Sungaibahar. Foto Berbagai Sumber FB/Jambipos

Kondisi Jalan di Sungaibahar. Foto Berbagai Sumber FB/Jambipos

Sejak Jaman Soeharto Hingga 10 Tahun BM Bupati, Jalan Sungaibahar Tak Pernah Mulus

Zola: Sebelum Jalan Rusak Dibangun, Harus Ada Ketentuan Tonase Beban Jalan

Jambipos Online, Muarojambi-Jangan sepelekan Sungaibahar. Kalimat ini harus menjadi pesan, jika kita melihat sejarah Sungaibahar yang menjadi daerah transmigrasi termaju di Provinsi Jambi sejak era Presiden Soeharto. Potensi ekonomi Sungaibahar kini lebih dasyat jika dibandingkan dengan perekonomian warga di Ibukota Muarojambi, Sengeti. Potesni ekonomi dari Sungaibahar kini tak bisa dipandang sebelah mata.

Perkembangan Sungaibahar kini telah melampaui Sengeti, Ibukota Kabupaten Muarojambi. Bahkan jumlah penduduk di Sungaibahar kini mencapai kurang lebih 75.000 Jiwa sudah mengalahkan jumlah warga di Sengeti yang relatif dibawahnya.

Kecamatan Sungaibahar merupakan pemekaran dari Kecamatan Mestong yang mempunyai Luas Wilayah 1000 Km2 dan Penduduk ± 75.000 Jiwa yang terletak dibagian Barat Kabupaten Muarojambi. Sungaibahar terdiri dari 22 UPT yang telah menjadi desa defenitif, mempunyai penduduk yang cukup padat dan heterogen terdiri dari berbagai etnis yang membaur secara rukun dan damai.

Wilayah ini terletak ± 85 Km dari Pusat Pemerintahan yang dapat diakses melalui jalan kepusat kecamatan di Desa Marga (Unit IV). Administrasi Pemerintahan dibagi atas 22 desa terdiri  dari Desa  Suka Makmur, Desa Bukit Makmur, Desa Bukit Mulya, Sungai Dayo, Marga Mulya, Bukit Mas, Sumber Jaya, Panca Mulya.

Kemudian Desa Mekar Sari Makmur, Desa Markanding, Desa Marga, Bakti Mulya, Bahar Mulya, Rantau Harapan, Talang Bukit, Talang Datar, Tanjung Harapa, Sumber Mulya, Pinang Tinggi,  Desa Berkah, Desa Matra Manunggal dan Desa Mulya Jaya.

Potensi utama daerah Sungaibahar adalah sektor perkebunan terutama kelapa sawit dengan luas ± 15.000 Ha dan merupakan mata pencarian utama masyarakat disamping sektor perdagangan dan jasa. Secara ekonomi Sektor Perkebunan ternyata terbukti mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakat setempat.

Disamping Sektor Perkebunan Potensi lain yang tak kalah penting adalah Batu Bara yang terdapat di sejumlah desa. Memiliki cadangan deposit batubara yang sangat besar, namun belum dieksploitasi menunggu investor. Mengingat eksploitasi batu bara membutuhkan teknologi dan modal yang tinggi, Sungai Bahar jangan disepelekan.

Janji Manis Politik

Potensi yang dijanjikan Sungaibahar ternyata tak berjalan lurus dengan pembangunan infrastruktur, misalnya soal jalan dan jembatan. Bahkan kondisi jalan hingga kini masih jauh dari harapan. Janji manis politikus seperti anggota dewan, calon kepala daerah bahkan hingga janji Calon Presiden, sudah barang basi bagi warga Sungaibahar.

Masalah pembenahan infrastruktur sudah menjadi dagangan politik untuk meraih suara sigifikan di Sungai Bahar. Bahkan jelang Pilkada Muarojambi 15 Februari 2017 mendatang, soal infrastruktur juga masih dagangan politik sejumlah kandidat.

Namun sepuluh tahun Burhanuddin Mahir menjabat Bupati Muarojambi, namun jalan dari dan ke Sungai Bahar  “hancur lebur” juga. Bahkan akhir-akhir ini warga yang melintasi jalan-jalan di Sungaibahar memposting foto-foto jalan rusak tersebut di sosial media.

Para netizen berlomba-lomba menampilkan kondisi parahnya jalan di Sungaibahar dengan berbagai komentar. Bahkan ada komentar yang tendensius pada cakada Muarojambi tertentu. Namun kondisi real jalan rusak itu salah satu contoh gagalnya Pemerintah Kabupaten Muarojambi dalam membangun infrastruktur.

Ditinjau Gubernur

Tak kuat menahan cibiran netizen lewat sosial media soal jalan Sungaibahar, akhirnya Gubernur Jambi H Zumi Zola meluangkan waktunya bersama Kadis PU Provinsi Jambi Dodi meninjau jalan rusak di Kecamatan Sungaibahar, Selasa (15/11/2016).  

H.Zumi Zola,S.TP,MA menegaskan, sebelum jalan yang rusak di Sungaibahar dibangun, harus ada ketentuan batas maksimal tonase beban jalan. Pada kesempatan itu, H Zumi Zola didampingi oleh Penjabat (Pj) Bupati Muarojambi, Kailani,SH,M.Hum, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Dodi Irawan, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muarojambi, Varial Adhi Putra.

Mereka meninjau beberapa titik jalan yang rusak parah, baik jalan yang statusnya jalan Provinsi Jambi, maupun jalan yang statusnya jalan Kabupaten Muarojambi. Dalam peninjauan jalan yang statusnya jalan Provinsi Jambi di Sungaibahar, didapati puluhan truk bertonase sangat besar memuat kayu akasia. 

Menurut penjelasan dari perwakilan masyarakat Sungaibahar, M Nazli yang akrab dipanggil Desnat, ruas jalan tersebut hancur karena tonase yang sangat tinggi dari puluhan mobil pengangkut kayu, dan karena jalan sudah rusak parah, sudah seminggu mobil-mobil truk kayu tersebut tidak bisa lewat dan tertahahan di lokasi.

Bahkan, ada dari supir truk yang sudah membawa peralatan masak. M Nazli sangat berharap agar bupati dan gubernur mengatasi permasalahan tersebut. Di lokasi tersebut, Zola memanggil Pj.Bupati Muarojambi dan Kapolsek Sungai Bahar, MA Nasution untuk mendiskusikan informasi yang disampaikan masyarakat setempat.

Zola menyatakan, yang pertama harus ditentukan adalah limit tonase jalan tersebut, setelah itu, jalan rusak dibangun, dengan konstruksi rigid beton. Zola mengatakan bahwa tonase maksimal jalan adalah 10 ton.

Zola menegaskan, jika tonase jalan tidak ditentukan terlebih dahulu, tidak akan efektif untuk membangun jalan, karena akan cepat rusak. “Jangan sampai anggaran terbuang percuma kalau tonase tidak ditentukan. kalau truk-truk kayu yang sangat besar seperti itu, dengan tonase 40 sampai 50 ton yang melewati jalan, meskipun jalan dibangun, tidak akan bertahan lama, akan cepat hancur juga," jelas Zola.

Zola meminta Pj.Bupati Muarojambi bersama Forkopimda Muarojambi untuk memanggil semua pimpinan perusahaan yang kendaraan truknya melewati ruas jalan di lokasi tersebut, untuk memberitahukan dan menaati batas maksimal tonase jalan.

"Belum lagi, kalau kita lihat truk-truk tersebut, banyak yang nomor posisinya bukan kendaraan Jambi. Sudah anggaran kita sangat terbatas, anggaran yang harus kita tanggung untuk perbaikan jalan sangat besar, dan yang menikmati hasil bukan orang Jambi. Dengan kondisi ini, sawit dari KUD tidak bisa keluar, padahal tonasenya 8 ton," ungkap Zola.

Kontruksi Beton

Sementara Kepala Dinas PU Provinsi Jambi Dodi Irawan menambahkan, ruas jalan Penerokan - Sungaibahar total 28,28 Km, dan tahun 2016 dibangun 2,6 Km, tahun 2017 direncanakan akan dibangun 3 Km, dengan konstruksi rigid (aspal) beton.

Setelah itu, Zola dan rombongan meninjau ruas jalan Penerokan - Sungaibahar yang sudah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jambi pada tahun anggaran 2016 sepanjang 2,6 Km, lebar 6 meter, dengan konstruksi rigid (aspal) beton.

“Kalau kita lihat, jalan ini kan sangat bagus. Sebelumnya rusak berat seperti ruas jalan yang rusak parah tadi, tetapi karena tonase jalannya tidak melebihi 10 Km, jalannya bisa bagus," terang Zola.

Sebelumnya, dalam peninjauan jalan rusak yang statusnya jalan Kabupaten Muarojambi, yakni di ruas jalan di Desa Nyogan Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi, yakni ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Mestong dengan Kecamatan Sungaibahar, didapati puluhan truk bertonase besar, yang memuat tandan buah sawit. Jalan berlubang-lubang besar. 

Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, Penjabat Bupati Muarojambi memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muarojambi mensiagakan satu unit alat berat berupa motor grader untuk meratakan jalan.

Sesuai dengan penjelasan dari Dinas PU Kabupaten Muarojambi, Zola menuturkan, ruas jalan Nyogan 32 Km, dan dari jalan yang rusak parah, 1,5 Km sudah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Muarojambi, dengan konstruksi rigid beton, dan jalan aspal 200 meter, jadi total total 1,7 Km, menghubungkan Kecamatan Mestong ke Kecamatan Sungaibahar. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar